Menurutnya, dengan kondisi yang semakin tidak kondusif dan konflik tiada berujung seperti ini, lebih baik PSSI disanksi oleh FIFA.
"Sanksi FIFA ini akan lebih baik demi menjernihkan suasana daripada kedua kubu sama-sama terus ngotot yang justru akan memperburuk perkembangan persepakbolaan di Tanah Air," tegas Peni.
Akan tetapi, selama masa hukuman (sanksi) itu kedua kubu yang berseteru, yakni KPSI dan PSSI harus mulai melakukan rekonsiliasi untuk memperbaiki kinerja dan kondisi persepakbolaan di Tanah Air agar tidak semakin terpuruk.
Menurut Peni yang juga walikota Malang, PSSI maupun KPSI yang saat ini sudah sama-sama memiliki ketua definitif akan lebih baik dilebur menjadi satu kepengurusan.
Meski nantinya FIFA benar-benar menjatuhkan sanksi bagi Indonesia, PSSI dan KPSI juga harus tetap dilebur dan menjadi satu. Dan kedua kubu tersebut diharapkan mampu lapang dada dan sama-sama berbuat untuk kebaikan sepakbola nasional.
"Selama masa menjalani sanksi inilah kita berbenah, mencari titik temu dan solusi sehingga kepengurusan PSSI menjadi satu kembali serta menempa para pemain tim nasional di semua jenjang, mulai usia dini hingga senior," tegasnya.
Dirinya pun mencontohkan bagaimana Brunei Darussalam mampu bangkit kembali setelah dikenai sanksi FIFA selama kurang lebih 2 tahun. Bahkan dalam comeback-nya Brunei Darussalam mampu mengalahkan Indonesia di final Hassanal Bolkiah Trophy.
"Saya acungi jempol perjuangan dan kinerja persepakbolaan Brunei. Seharusnya kita juga bisa seperti itu, bahkan lebih lagi dan menjadi 'macan Asia', karena sumber daya kita jauh lebih besar," tambahnya. (ant/dzi)
20 Mar, 2012
-
Source: http://www.bola.net/indonesia/peni-suparto-lebih-baik-indonesia-disanksi-fifa-463042.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar:
Posting Komentar